Monday, October 1, 2012

Keunikan Budaya Tana Toraja

Tana toraja, sebuah nama yang tidak asing ditelinga kita, apalagi para penjelajah budaya. Kabupaten yang terletak sekitar 350 km sebelah utara Makassar ini sangat terkenal dengan bentuk bangunan rumah adatnya.

Rumah adat ini bernama Tongkonan. Atapnya terbuat dari bambu yang dibelah dan disusun bertumpuk, namun saat ini banyak juga yang menggunakan seng. Tongkonan ini juga memiliki strata sesuai derajat kebangsawanan masyarakatnya, seperti strata emas, perunggu, besi dan kuningan.

Mencapai Tanah Toraja yang mengagumkan ini, terdapat jalur penerbangan domestik Makassar-Tanah Toraja sekali seminggu. Membutuhkan waktu 45 menit dari Bandara Hasannudin, Makassar untuk mencapai Toraja dengan menggunakan pesawat kecil berpenumpang 8 orang. Jika lewat darat, perjalanan ditempuh dalam waktu 7 hingga 10 jam.

Kegiatan yang selalu menjadi daya tarik di kawasan wisata ini yaitu upacara pemakaman jenazah, rambu solo, dan rambu tuka, pesta syukuran rumah adat yang baru. Ini merupakan kalender tetap tiap tahun.

Selain itu, kita bisa melihat dari dekat obyek wisata budaya menarik lainnya seperti penyimpanan jenazah di penampungan mayat berbentuk "kontainer" raksasa dengan lebar 3 m dan tinggi 10 m serta tongkonan yang sudah berusia 600 tahun di Londa, Rantepao.

Salah satu atraksi yang khas dari Tana Toraja yaitu penyembelihan kerbau. Pada atraksi ini kerbau digunakan sebagai kurban atau Ma'tinggoro Tedong. Leher kerbau akan ditebas dengan cara penyembelihan khas orang Toraja menggunakan sebilah parang dengan sekali ayunan.

Obyek wisata lain yang menjadi ciri khas Tana Toraja adalah Kuburan Batu, merupakan makam orang Toraja yang dijejerkan berdiri pada batu. Ini sesuatu yang unik dan khas, karena dibuat pada batu besar yang digali. Ada sekitar 40 liang dari anggota serumpun yang sudah dikubur di sini.