Ukuran otak yang lebih besar bukanlah penyebab utama eksodus manusia purba dari benua Afrika. Begitu kira-kira yang bisa dijelaskan oleh penemuan tengkorak manusia purba di benua yang disebut sebagai asal muasal manusia modern kini.
Fosil tengkorak ketiga yang berada di perkemahan para arkeolog tersebut ternyata memiliki ukuran lebih kecil daripada fosil tengkorak di benua lain. Jika ukuran tengkoraknya saja lebih kecil, bisa dipastikan bahwa otak manusia zaman itu juga lebih kecil dari manusia modern saat ini.
Penemuan ini membantah teori bahwa manusia purba yang melakukan eksodus dari Afrika memiliki otak lebih besar dan lebih cerdas dari manusia modern. Ketiga fosil yang membuktikan manusia zaman itu berotak lebih kecil diperkirakan berusia 1,75 juta tahun. Dua di antaranya memiliki ruang untuk otak sebesar 800 sentimeter kubik atau hanya tiga perempat ukuran otak manusia modern. Sedangkan otak dari fosil ketiga sekitar 600 sentimeter kubik, berasal dari orang yang lebih kecil.
Profesor David Lordkipanized dari Georgian Academy of Science adalah salah satu penemu dari fosil itu. Ia memperkirakan ketiganya berasal dari spesies sama, yakni Homo erectus yang merupakan spesies pertama pelaku eksodus dari Afrika.
Namun menurut Profesor Chris Stringer dari London’s Natural History Museum, penemuan ini belum bisa menjelaskan bahwa semua manusia primitif memiliki otak yang lebih kecil dibanding manusia modern. Perlu penelitian terhadap spesies manusia lain di zaman itu untuk bisa mengambil kesimpulan demikian.
12 comments:
Hebat Kamu Yo, gak nyangka
Penulis Berbakat
Lumayan untuk pendatang baru
Cukup bagus
Not Bad
Artikel bermanfaat
Idealis
kalo anunya lebih kecil dari manusia modern?
Memang semua manusia purba otaknya lebih kecil dari manusia modern?
Emang manusia purba kecil semua?
lumayan menarik
gREAT post...semangat ya bro..sukses sll
Post a Comment