Sunday, August 22, 2010

Ditemukan Galaksi Terjauh


       
       Akhirnya para ilmuwan berhasil menambahkan satu koleksi objek langit terjauh yang pernah berhasil teramati. Kali ini objek tersebut berupa gugus galaksi. Gugus galaksi yang diberi nama LBG-2377 diperkirakan berada pada jarak 11.4 milyar tahun cahaya. Dengan kata lain, cahaya tersebut berasal dari cahaya 11.4 milyar tahun yang lalu. 

       Bagi para astronom, menemukan objek yang jaraknya semakin jauh sama seperti semakin berkelana menuju masa lampau. Hal itu karena jarak benda langit dengan satuan tahun cahaya turut merepresentasikan keterangan waktu juga. Satu tahun cahaya adalah satu tahun waktu tempuh seberkas cahaya yang memiliki kecepatan ‘berlari’ 300.000 km per detik. Maka jika kita menerima caahya dari objek langit berjarak 1 tahun cahaya, cahaya tersebut adalah cahaya satu tahun yang lalu.

       Dengan menemukan objek yang semakin jauh, maka akan memudahkan para ilmuwan untuk melakukan kilas balik ke masa awal pembentukan alam semesta. Diperkirakan Big Bang sendiri terjadi (awal alam semesta terbentuk) sekitar 13.7 milyar tahun yang lalu. Paling jauh ke masa lampau, telah ditemukan sebuah galaksi bernama Abell A1689-zD1 yang diperkirakan terbentuk sekitar 700 juta tahun setelah Big Bang terjadi. Objek ini teramati menggunakan Hubble Space Telescope. Selain galaksi, objek terjauh yang pernah teramati adalah Gamma-ray burst (GRB-semburan sinar gamma). Objek dengan nama GRB 090423 yang diamati menggunakan satelit Swift diperkirakan berjarak 13.1 tahun cahaya, atau sekitar 630 juta tahun setelah Big Bang. Masa itu adalah ketika alam semesta ini baru menempuh 4% masa hidupnya.

       Untuk gugus galaksi, memang LBG-2377 lah yang terjauh. Diperkirakan gugus galaksi ini terbentuk saat alam semesta ini baru memulai usianya sekitar 15% . Gugus galaksi terjauh sebelumnya diketahui berjarak 9 milyar tahun cahaya. Pengamatan terhadap LBG-2377 menggunakan Teleskop Keck, Hawaii. Saat diamati, objek tersebut tampak seperti satu objek terang. Namun melalui analisis spektrum, diketahui bahwa objek tersebut merupakan gabungan 3 galaksi, 2 galaksi tambahan lainnya tampak lebih kecil.

       Gugus galaksi diperkirakan terbentuk saat galaksi-galaksi bersatu dan berinteraksi di area padat, lalu berkembang bersama seiring waktu. Gugus Galaksi LB-G2377 merupakan gugus galaksi yang ‘baru lahir’. Dengan mengamati proses-proses seperti ini diharapkan mampu membantu ilmuwan dalam mengkonfirmasi teori yang sudah ada tentang pembentukan alam semesta.